Seperti yang dinyatakan sebelumnya, anaerobic
digestion (AD) adalah
proses mikrobiologis dekomposisi bahan organik dalam ketiadaan
oksigen. Produk utama dari proses ini adalah biogas dan digestate.
Biogas adalah gas
yang mudah terbakar, yang terutama terdiri dari metana dan karbon dioksida. Digestate adalah substrat membusuk,
akibat produksi biogas.
Selama proses AD, hanya sedikit
panas yang dihasilkan sangat berbeda dengan dekomposisi
aerobik (dengan oksigen). Peristiwa itu dinamakan
pengomposan.
Proses pembentukan biogas
merupakan hasil dari beberapa proses terkait, dimana bahan
awal terus dipecah
menjadi unit yang lebih kecil dengan melibatkan kelompok mikroorganisme tertentu dalam setiap langkah tersebut. Organisme ini berturut-turut
menguraikan produk dari langkah sebelumnya yang disederhanakan
dalam bentuk diagram proses
AD, yang ditunjukkan pada Gambar 2.3, terdiri dari empat langkah proses utama: hidrolisis, acidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis.
Gambar 2.3 Langkah proses
anaerobic digestion (Sumber: Al Seadi et al, 2001)
Proses langkah
yang tersaji dalam Gambar 2.3, berjalan secara paralel dipengaruhi ruang dan waktu dalam
tangki digester. Kecepatan
proses dekomposisi total ditentukan oleh lambatnya reaksi dari rantai.
Dalam kasus pembangkit biogas, pengolahan substrat sayuran
yang mengandung selulosa, hemi-selulosa dan lignin, hidrolisis
merupakan proses penentuan
kecepatannya. Selama hidrolisis jumlah biogas yang dihasilkan relatif kecil.
Produksi biogas mencapai puncaknya selama metanogenesis.
2.4.1
Hidrolisis
Hidrolisis adalah
langkah pertama AD, dimana bahan organik kompleks (polimer) didekomposisi menjadi unit yang lebih kecil
(monomer dan oligomer).
Selama hidrolisis, polimer seperti karbohidrat,
lipid, asam nukleat dan protein diubah menjadi glukosa, gliserol, purin dan
pyridines. Mikroorganisme hidrolitik mengeluarkan enzim hidrolitik, mengubah
biopolimer menjadi senyawa sederhana
dan larut seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 di bawah ini:
Gambar
2.4 Skema proses hidrolisis
Berbagai mikroorganisme
yang berperan dalam hidrolisis seperti exoenzymes, diproduksi oleh mikroorganisme
yang menguraikan bahan
partikel larut. Produk yang dihasilkan dari hidrolisis
selanjutnya diurai oleh mikroorganisme yang
terlibat dan digunakan untuk
proses metabolismenya sendiri.
2.4.2
Acidogenesis
Selama acidogenesis,
produk hidrolisis yang dikonversi oleh bakteri acidogenic (fermentasi) ke substrat
metanogen. Gula sederhana, asam amino dan asam lemak terdegradasi menjadi asetat, karbon dioksida dan hidrogen (70%) serta menjadi
asam lemak volatil (VFA) dan alkohol (30%).
2.4.3
Acetogenesis
Produk dari acidogenesis yang tidak dapat langsung diubah menjadi metana oleh bakteri metanogen diubah
menjadi substrat metanogen
selama asetogenesis. Asam lemak volatil (VFA) dan alkohol dioksidasi menjadi substrat metanogen seperti
asetat, hidrogen dan karbon dioksida. VFA dengan
rantai karbon lebih dari dua unit dan alkohol dengan
rantai karbon lebih dari satu unit, dioksidasi menjadi asetat dan hidrogen. Produksi hidrogen meningkatkan tekanan parsial hidrogen. Hal ini dapat dianggap sebagai produk
limbah dari asetogenesis karena
menghambat metabolisme bakteri acetogenic. Selama
methanogenesis, hidrogen diubah menjadi metana. Asetogenesis
dan metanogenesis biasanya berjalan paralel sebagai simbiosis dua
kelompok organisme.
2.4.4
Methanogenesis
Produksi metana dan
karbon dioksida yang dilakukan
oleh bakteri metanogen 70%
dari metana yang terbentuk berasal dari asetat, sedangkan
sisanya 30% dihasilkan dari
konversi hidrogen (H) dan karbon dioksida (CO2), sesuai dengan persamaan berikut:
Gambar
2.5 Skema proses methanogenesis
Metanogenesis merupakan
langkah penting dalam seluruh
proses anaerobic digestion karena proses reaksi biokimianya paling lambat. Methanogenesis ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi seperti komposisi
bahan baku pakan yang diberikan,
suhu, dan pH adalah contoh faktor yang mempengaruhi proses metanogenesis sementara digester yang overloading, perubahan suhu atau besarnya masukan oksigen dapat mengakibatkan penghentian produksi metana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar